Senin, 21 Juni 2010

Budaya Nasional Sebagai Dasar Pendidikan Nasional

Nama : Muhammad. Isra Sutrisno
Nim : 084 104 034
Jurusan : KTP

Budaya Nasional Sebagai Dasar Pendidikan Nasional

Pendidikan sebagai proses kebudayaan dan melakukan proses interaksi terjadi tranformasi budaya dari generasi tua, yaitu guru kepada generasi muda, yaitu peserta didik. Tilaar (1999: 9) mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang menaburkan benih-benih budaya dan peradaban manusia yang hidup dan dihadapi oleh nilai-nilai atau visi yang berkembang atau dikembangkan di dalam suatu masyarakat. Hal ini yang dinamakan pendidikan sebagai suatu proses pembudayaan.
Jika pendidikan sebagai suatu proses yang menghasilkan manusia berbudaya, proses pembelajaran merupakan bentuk operasional penebaran budaya kepada peserta didik di dalam aktivitas sosial yang disebut kelas. Berbagai kemampuan manusia diperoleh melalui proses pendidikan. Dengan demikian, pen¬didikan adalah proses kebudayaan.
Ki Hajar menyebut proses belajar harus diasimilasikan yang artinya menjadi satu. Asimilasi membuat sesuatu menjadi baru bukan meniru belaka tetapi mengolah atau memodifikasi menjadi baru. Sosialisasi nilai budaya melalui kegiatan pembelajaran dengan cara asimilasi lebih memiliki makna dan kekuatan bagi peserta didik. Agar terjadi proses sosialisasi, enkulturasi, dan inter¬nalisasi budaya pada peserta didik dengan baik, perlu dilibatkan langsung dengan proses nilai-nilai budaya secara langsung.
Para ahli pendidikan dan antropologi sepakat menyatakan bahwa budaya adalah dasar ter¬bentuknya kepribadian manusia. Dari budaya terbentuk identitas seseorang, masya¬rakat, dan suatu bangsa. Bagaimana proses pendidikan dapat membentuk insan-insan yang berbudaya yang mampu mengembangkan dan menyambung budaya masyarakat dan bangsanya. Pendidik dan peserta didik sebagai pelaku aktif harus selalu mencari dan mengembangkan budaya melalui proses yang disebut pembelajaran.
Kebudayaan dalam berproses melibatkan semua komponen yang saling terkait satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Antara seniman, penikmat, masyarakat penyangga, pendidikan, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat. Pendidikan tidak terlepas dari kebudayaan dan hanya dapat terlaksana dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, tidak ada proses pen¬didikan tanpa kebudayaan dan tanpa masyarakat. Sebaliknya, tidak ada suatu ke¬budayaan dalam pengertian suatu proses tanpa pendidikan. Pendidikan dan kebudayaan hanya dapat terjadi dalam hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat tertentu.
Pendidikan diarahkan kepada keseluruhan aspek kebudayaan dan kepribadian. Pendidik dan lembaga kependidikan harus mengakui kepribadian dan menggalang adanya kesatuan aspek kebudayaan. Pendidikan nasional juga berfungsi untuk meneruskan nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia. Sehingga penduduk Indonesia benar-benar memahami kebudayaannya dan akan timbul kecintaan dan rasa memiliki terhadap budayanya. Sehingga kebudayaan kita pun akan semakin berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar